Pulau Biawak adalah gugusan pulau yang terletak di Laut Jawa. Terdiri dari tiga pulau yaitu Pulau Biawak, Pulau Candikian, dan Pulau Gosong, secara administratif, Pulau Biawak termasuk dalam wilayah Kecamatan Indramayu, berjarak sekitar 28 mil laut atau 40 kilometer dari pantai utara Tirtamaya Indramayu.
Pulau ini masih sangat alami, sehingga banyak orang tertarik menjelajahinya. Setiap hari, ratusan orang ingin menyebrang dari semenanjung Indramayu ke Pulau Biawak, bahkan banyak yang harus masuk daftar tunggu hingga bulan Desember karena keterbatasan alat transportasi seperti speedboat dan kapal penyeberangan yang beroperasi setiap hari.
Pemerintah Kabupaten Indramayu hanya memiliki dua kapal penyeberangan bantuan dari Pemprov Jawa Barat, dengan kapasitas masing-masing 30 orang dan 10 orang. Kedua kapal ini beroperasi hanya setiap Sabtu dan Minggu dengan tarif sewa Rp 290 ribu per orang. Alternatif lain, Anda bisa menyewa perahu motor nelayan dengan harga Rp 2 juta untuk 10 orang.
Dengan kapal milik Pemkab Indramayu, perjalanan ke Pulau Biawak memakan waktu sekitar 1-1,5 jam, sementara dengan perahu motor sekitar 4 jam. Keunggulan perahu motor adalah bisa disewa kapan saja.
Setibanya di Pulau Biawak, Anda akan terpukau. Pulau ini memiliki mercusuar buatan Belanda tahun 1872 setinggi 65 meter yang masih berdiri kokoh. Udara yang bersih dan angin laut yang sejuk segera menghilangkan rasa lelah Anda setelah perjalanan laut. Air laut yang jernih serta gugusan terumbu karang yang masih utuh semakin menambah keindahan Pulau Biawak, lengkap dengan ikan hias beraneka warna yang mengundang Anda untuk menyelam dan menjelajahi keindahan bawah lautnya.
Pulau seluas 120 hektar ini juga kaya dengan tanaman bakau yang hijau serta berbagai jenis tumbuhan lainnya. Nama Pulau Biawak diambil dari satwa biawak yang banyak berkeliaran di pulau ini. Awalnya, pulau ini bernama Pulau Rakit, namun kemudian diubah oleh Pemkab Indramayu karena keberadaan banyak biawak yang menjadi ciri khasnya. Satwa ini tergolong unik karena hidup di habitat air asin dan sering terlihat berenang di pantai saat menjelang matahari terbenam untuk berburu ikan.
Pulau ini juga dikenal sebagai Pulau Menyawak dan Pulau Bompyis. Dari ketiga pulau yang ada, Pulau Biawak adalah yang paling utuh, sementara Pulau Gosong rusak karena material karangnya diambil untuk pengurukan lokasi kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan.
Karena letaknya yang berbahaya bagi alur pelayaran, Belanda mendirikan mercusuar setinggi 65 meter pada tahun 1872. Bangunan ini masih berfungsi hingga kini untuk memandu kapal-kapal yang melintas.
Selain wisata alam dan sejarah, Pulau Biawak juga menawarkan wisata ziarah. Di pulau ini terdapat makam Syekh Imam, tokoh penyebar agama Islam di Indramayu, dan makam Z.M. Willem III, seorang Belanda yang pertama kali datang ke Pulau Biawak dan membangun mercusuar.
Potensi wisata Pulau Biawak sangat besar meski belum tergarap maksimal. Pemerintah daerah terus berupaya mengembangkan wisata bahari di pulau ini dengan menyediakan dua kapal bantuan dari Gubernur Jabar dan membangun dermaga.
Pulau Biawak kini menjadi incaran penggemar wisata bahari dari berbagai daerah. Untuk menyebrang ke Pulau Biawak, Anda bisa memesan tempat di kantor Diporbudpar Indramayu atau Kantor Disbudpar Jabar, Bidang Kepariwisataan.
Perjalanan dari Bandung ke Indramayu (Pantai Tirtamaya) bisa ditempuh dengan mobil pribadi atau sewaan. Jika Anda tertarik menjelajahi Pulau Biawak, termasuk mencapai puncak mercusuar setinggi 65 meter, siapkan diri Anda dengan mental yang kuat dan segera kunjungi pulau eksotis ini.
